Bali – Pulau Dewata tidak hanya dikenal karena keindahan alam dan budaya tariannya, tetapi juga kekayaan tekstil tradisional yang memikat, salah satunya songket Bali. Kain songket ini memiliki sejarah panjang, awalnya menjadi simbol status bangsawan, dan kini diakui sebagai warisan budaya yang mendunia.
Sejarah dan Asal-usul Songket Bali
Songket Bali berasal dari tradisi menenun yang telah ada sejak abad ke-13. Dahulu, songket digunakan oleh keluarga kerajaan dan bangsawan Bali sebagai simbol kehormatan dan kemewahan. Kain ini terbuat dari benang sutra atau katun, dipadukan dengan benang emas atau perak yang ditenun secara manual, menghasilkan motif yang kaya dan berkilau.
Songket Bali awalnya hanya dipakai dalam upacara adat, ritual keagamaan, dan acara kerajaan. Setiap motif memiliki makna simbolik, misalnya melambangkan kesuburan, kemakmuran, atau perlindungan dari roh jahat.
Teknik Pembuatan Songket Bali
Proses pembuatan songket Bali membutuhkan kesabaran dan ketelitian tinggi. Tenun tradisional dilakukan dengan alat tenun bukan mesin (ATBM), di mana setiap motif ditenun secara manual.
Benang emas atau perak dimasukkan ke dalam kain untuk menciptakan motif yang timbul dan berkilau, berbeda dengan tenun biasa. Motif-motif terkenal seperti cecek, naga, bunga kamboja, dan motif geometris klasik banyak ditemukan pada songket Bali.
Setiap lembar kain membutuhkan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung kompleksitas motif dan ukuran kain. Hal ini membuat songket menjadi produk tekstil yang eksklusif dan bernilai tinggi.
Peran Songket Bali dalam Budaya Modern
Kini, songket Bali tidak hanya digunakan oleh bangsawan, tetapi merambah ke masyarakat umum dan dunia fashion modern. Songket digunakan sebagai:
- Pakaian adat dalam upacara pernikahan, odalan pura, atau hari besar keagamaan.
- Busana kontemporer seperti gaun, blazer, atau aksesori fashion modern.
- Produk souvenir dan dekorasi rumah, seperti taplak meja, sarung bantal, atau hiasan dinding.
Dengan hadirnya pelatihan menenun dan workshop songket, generasi muda Bali mulai mewarisi keterampilan tradisional ini sehingga keberlanjutan budaya tetap terjaga, info lebih lanjut bisa Anda kunjungi di sini:
● https://gribjayabali.org/pendidikan/songket-bali-dari-kain-bangsawan-ke-warisan-budaya/
● https://gribjayacikarang.org/hukum/siswa-smk-cikarang-dianiaya-kakak-kelas-di-luar-sekolah/
● https://gribjayacilegon.org/pendidikan/lewat-beasiswa-cilegon-juare-pemkot-integrasikan-pendidikan-industri/
● https://gribjayaserang.org/pendidikan/kapolres-serang-ikut-ronda-beri-pesan-ini-ke-warga/
● https://gribjayatanggerang.org/2025/09/20/remaja-15-tahun-bawa-mobil-tabrak-3-motor-di-tanggerang-1-orang-tewas/
Songket Bali Sebagai Warisan Budaya
Songket Bali diakui sebagai warisan budaya tak benda yang penting bagi identitas Pulau Dewata. Pemerintah daerah dan komunitas pengrajin secara aktif mempromosikan songket dalam festival budaya, pameran seni, dan even pariwisata internasional.
Pengakuan ini tidak hanya meningkatkan harga jual dan nilai ekonomis songket, tetapi juga mendorong masyarakat untuk melestarikan teknik tenun tradisional. Songket Bali kini menjadi simbol kearifan lokal, keindahan artistik, dan kebanggaan budaya bangsa.